Loading...
Pemerintah harus menjelaskan secara serius tentang tujuh pecahan uang kertas dan empat pecahan uang logam baru Tahun Emisi (TE) 2016 yang dikeluarkan Bank Indonesia (BI). Karena isunya, desainnya mirip pecahan uang milik Republik Rakyat Tiongkok (RRT) termasuk rectoverso yang mirip bergambar palu arit.
Hal itu menurutnya agar nantinya tidak ada dampak inflasi terkait peluncuran uang baru tersebut. Pasalnya, uang lama yang sedang beredar dan dicetaknya uang baru tentu berisiko inflasi.
Pemerintah menurutnya perlu terus mensosialisasikan alasan urgensi diterbitkannya uang baru tersebut kepada masyarakat. Sebab mencetak uang baru tidak murah.
"Butuh anggaran juga. Padahal, pemerintah getol-getolnya pangkas anggaran dengan alasan penghematan. Dengan begitu, tidak akan ada pertanyaan-pertanyaan di masyarakat dan otomatis masyarakat juga diberikan informasi yang mendidik," tegasnya.
Disitu, lanjutnya, masyarakat diberi pemahaman yang benar tentang alasan cetak uang baru. Kalau, misalnya, alasan cetak uang baru adalah pajak tidak memenuhi target seperti yang pernah beredar belakangan, itu memurutnya merupakan hal yang keliru.
Lebih lanjut dia mengatakan bahwa pemerintah dan BI juga harus mampu mencegah, mengawasi, dan mengevaluasi kegiatan cetak uang baru seoptimal sehingga minim korupsi seperti yang dulunya terjadi pada dugaan korupsi mesin Intaglio Komori yang dibeli Perum Peruri dengan tipe IC-532III yang tidak sesuai spesifikasi tempo hari.
Pencetakan 11 uang baru itu menurutnya juga perlu memperhatikan belanja pemerintah yang hingga akhir 2016 relatif minim serapan. Pada konteks ini, pemerintah dan BI perlu memberikan informasi yang luas tentang dana untuk mencetak uang varu tersebut.
Tak hanya itu, menurutnya pemerintah dan BI perlu memastikan dan menjamin uang baru tersebut tetap sejalan dengan program BI tentang pembayaran non-tunai. "Jangan sampai justru programnya tumpang-tindih dan akhirnya semuanya gagal total," imbuhnya.
Terakhir, dia berharap pemerintah, khususnya BI, menjaga stabilitas jumlah uang yang beredar di masyarakat. BI sebagai bank sentral di Indonesia harus berusaha dengan berbagai kebijakannya menyediakan kebutuhan uang rupiah di masyarakat dalam jumlah nominal yang cukup, jenis pecahan yang sesuai, tepat waktu, dan dalam kondisi yang layak edar.
Karena itu, tambahnya, BI perlu memperhatikan desain uang baru harus mengedepankan nilai-nilai Indonesia serta menggambarkan sosio-historis nusantara sehingga berfungsi juga untuk menjaga keutuhan NKRI.
"Setiap uang yang diterbitkan harus dapat mempermudah kelancaran transaksi pembayaran tunai, dapat diterima, dan dipercaya oleh masyarakat. Uang yang diedar harus mudah digunakan dan nyaman, tahan lama, mudah dikenali, dan sulit dipalsukan. Bank Indonesia perlu mengupayakan agar uang yang beredar dimasyarakat cukup dan memperhatikan kesesuain jenis pecahannya," pungkasnya.
Bank Indonesia yang diberi otoritas sesuai Undang Undang No.7 tahun 2001sebagai satu2nya lembaga yang berwenang menerbitkan uang,peredaran dan pencabutan/penarikan mata uang rupiah. Sebagai alat tukar resmi untuk masyarakat Indonesia maupun dunia,sehingga menjadi pertanyaan sepertinya ada rekayasa kepentingan Sara pada nama nama itu.Apakah karena gambar rupiah yang saat ini digunakan diianggap tidak wewakili kepentingan Sara dan kebhinekaan sehingga NKRI rapuh..?
Terkait dengan hal ini saya menghimbau agar anda pemangku kepentingan harusnya berfikir jauh kedepan untuk persatuan dan kesatuan bangsa dalam kebhinekaan,jangan berfikiran picik menghendaki mayoritas toleran tetapi kita sendiri yang tidak toleran. menjadi suatu pertanyaan siapa yang mengusulkan karena wajah yang terpampang di uang rupiah itu harusnya benar benar pahlawan.
Apa kriteria menjadikan Tjut Meutia dipilih sebagai pahlawan,yang kepahlawanannya tidak nampak bila dibanding dengan Tjut Nyakdien atau Laksamana Malahayati seorang perempuan Aceh berumur 16 tahun secara heroik memimpin Armada Perang Angkatan Laut mengalahkan Belanda dan Belanda tidak mampu mengalahkannya.
Juga Frans Kaisepo setahu saya dia bukan pahlawan,apa jasa kepahlawanannya,kalau hanya untuk mengakomodir kepentingan politik orang Papua,menurut saya dengan gambar masyarakat Papua dalam uang rupiah baru sdh cukup.
Yang lucu lagi adalah nama TB.Simatupang dimana kepahlawanannya …? orang yang tidur dirumah dibunuh oleh gerakan PKI dan jadi pahlawan, kenapa bukan Ahmad Yani sebagai pahlawan revolusi atau Ade Irma Nasution. Kalau untuk mewakili kepentingan politik orang Batak kenapa tidak Jendral Besar Abdul Haris Nasution..? Dia jendral besar bintang lima yang disegani dunia dan buku karangannya tentang perang gerilya digunakan dan panduan tentara Amerika dan Barat..atau kenapa bukan Tuanku Imam Bonjol .ini aneh bin ajaib kriteria pahlawannya dimana.
Yang membuat saya lebih bingung lagi adalah nama Herman Yohanes mantan rektor Universitas Gajahmada asal Nusa Tenggara Timur (NTT), siapa yang memberi gelar pahlawan padanya dan pahlawan apa,yang benar benar pahlawan dari NTT yang mengusir Belanda dan Portugis dari tanah NTT ke Timor Leste adalah pahlawan Ratu Loli dengan gelar Kapitan Lingga Ratu Loli (nama Ratu Loli bukan suku Ratu Loli) dari Adonara ,NTT.
Sebagai ahli perang dari NTT diminta oleh Kerajaan Buton Bau-Bau Sulawesi ,ditunjuk sebagai panglima perang Angkatan Laut mengusir Belanda di Kerajaan Lingga Kep.Riau sehingga bergelar Kapitan Lingga, jadi kenapa harus Prof. Herman Johanes….? Juga nama Husni Thamrin tokoh teater/seniman Betawi, kenapa bukan Pangeran Jayakarta.
Dan juga I Gusti Ketut Pudja dari Bali, dalam pelajaran sejarah ketika masih di bangku Sekolah Dasar maupun Sekolah Menengah Pertama saya tidak menemukan nama ini apakah dia tokoh atau pahlawan bidang apa,jadi menurut saya seharusnya orang Bali yang memiliki jasa yang telah dirasakan manfaatnya baik oleh masyarakat Indonesia maupun dunia adalah penemu Konstruksi Cakar Ayam.
Kenapa Sri Sultan Hamengkubowono IX tidak tercantum dalam uang rupiah baru, padahal tanpa Sri Sultan dan Kerajaan Mataram Yogjakarta belum tentu Indonesia merdeka.
Rahman Sabon Nama mengingatkan pada pemerintah agar jangan ada rekayasa terselubung terkait 12 wajah tokoh nasional dan pahlawan yang wajahnya terpampang pada uang rupiah baru 2016 karena rakyat tidak bodoh. (Postmetro)
Rupiah Baru Mirip Uang China
"Isu yang tidak sedap itu bisa menciptakan instabilitas sehingga bisa berujung pada gagalnya program distribusi uang baru," tandas Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Heri Gunawan, Senin (19/12).Hal itu menurutnya agar nantinya tidak ada dampak inflasi terkait peluncuran uang baru tersebut. Pasalnya, uang lama yang sedang beredar dan dicetaknya uang baru tentu berisiko inflasi.
Pemerintah menurutnya perlu terus mensosialisasikan alasan urgensi diterbitkannya uang baru tersebut kepada masyarakat. Sebab mencetak uang baru tidak murah.
"Butuh anggaran juga. Padahal, pemerintah getol-getolnya pangkas anggaran dengan alasan penghematan. Dengan begitu, tidak akan ada pertanyaan-pertanyaan di masyarakat dan otomatis masyarakat juga diberikan informasi yang mendidik," tegasnya.
Disitu, lanjutnya, masyarakat diberi pemahaman yang benar tentang alasan cetak uang baru. Kalau, misalnya, alasan cetak uang baru adalah pajak tidak memenuhi target seperti yang pernah beredar belakangan, itu memurutnya merupakan hal yang keliru.
Lebih lanjut dia mengatakan bahwa pemerintah dan BI juga harus mampu mencegah, mengawasi, dan mengevaluasi kegiatan cetak uang baru seoptimal sehingga minim korupsi seperti yang dulunya terjadi pada dugaan korupsi mesin Intaglio Komori yang dibeli Perum Peruri dengan tipe IC-532III yang tidak sesuai spesifikasi tempo hari.
Pencetakan 11 uang baru itu menurutnya juga perlu memperhatikan belanja pemerintah yang hingga akhir 2016 relatif minim serapan. Pada konteks ini, pemerintah dan BI perlu memberikan informasi yang luas tentang dana untuk mencetak uang varu tersebut.
Tak hanya itu, menurutnya pemerintah dan BI perlu memastikan dan menjamin uang baru tersebut tetap sejalan dengan program BI tentang pembayaran non-tunai. "Jangan sampai justru programnya tumpang-tindih dan akhirnya semuanya gagal total," imbuhnya.
Terakhir, dia berharap pemerintah, khususnya BI, menjaga stabilitas jumlah uang yang beredar di masyarakat. BI sebagai bank sentral di Indonesia harus berusaha dengan berbagai kebijakannya menyediakan kebutuhan uang rupiah di masyarakat dalam jumlah nominal yang cukup, jenis pecahan yang sesuai, tepat waktu, dan dalam kondisi yang layak edar.
Karena itu, tambahnya, BI perlu memperhatikan desain uang baru harus mengedepankan nilai-nilai Indonesia serta menggambarkan sosio-historis nusantara sehingga berfungsi juga untuk menjaga keutuhan NKRI.
"Setiap uang yang diterbitkan harus dapat mempermudah kelancaran transaksi pembayaran tunai, dapat diterima, dan dipercaya oleh masyarakat. Uang yang diedar harus mudah digunakan dan nyaman, tahan lama, mudah dikenali, dan sulit dipalsukan. Bank Indonesia perlu mengupayakan agar uang yang beredar dimasyarakat cukup dan memperhatikan kesesuain jenis pecahannya," pungkasnya.
Rupiah mirip Yuan? |
Rekayasa Terselubung Kepentingan SARA Tergambar dalam Uang Rupiah Baru
Rahman Sabon Nama pengamat politik senior Minggu 18 Desember 2016 mempertanyakan 12 nama tokoh nasional yang dianggap pahlawan sehingga wajahnya akan terpampang pada desain uang rupiah baru. Rencananya senin besok (19/12-2016) Bank Indonesia (BI)akan meluncurkan uang rupiah baru NKRI..?Bank Indonesia yang diberi otoritas sesuai Undang Undang No.7 tahun 2001sebagai satu2nya lembaga yang berwenang menerbitkan uang,peredaran dan pencabutan/penarikan mata uang rupiah. Sebagai alat tukar resmi untuk masyarakat Indonesia maupun dunia,sehingga menjadi pertanyaan sepertinya ada rekayasa kepentingan Sara pada nama nama itu.Apakah karena gambar rupiah yang saat ini digunakan diianggap tidak wewakili kepentingan Sara dan kebhinekaan sehingga NKRI rapuh..?
Terkait dengan hal ini saya menghimbau agar anda pemangku kepentingan harusnya berfikir jauh kedepan untuk persatuan dan kesatuan bangsa dalam kebhinekaan,jangan berfikiran picik menghendaki mayoritas toleran tetapi kita sendiri yang tidak toleran. menjadi suatu pertanyaan siapa yang mengusulkan karena wajah yang terpampang di uang rupiah itu harusnya benar benar pahlawan.
Apa kriteria menjadikan Tjut Meutia dipilih sebagai pahlawan,yang kepahlawanannya tidak nampak bila dibanding dengan Tjut Nyakdien atau Laksamana Malahayati seorang perempuan Aceh berumur 16 tahun secara heroik memimpin Armada Perang Angkatan Laut mengalahkan Belanda dan Belanda tidak mampu mengalahkannya.
Juga Frans Kaisepo setahu saya dia bukan pahlawan,apa jasa kepahlawanannya,kalau hanya untuk mengakomodir kepentingan politik orang Papua,menurut saya dengan gambar masyarakat Papua dalam uang rupiah baru sdh cukup.
Yang lucu lagi adalah nama TB.Simatupang dimana kepahlawanannya …? orang yang tidur dirumah dibunuh oleh gerakan PKI dan jadi pahlawan, kenapa bukan Ahmad Yani sebagai pahlawan revolusi atau Ade Irma Nasution. Kalau untuk mewakili kepentingan politik orang Batak kenapa tidak Jendral Besar Abdul Haris Nasution..? Dia jendral besar bintang lima yang disegani dunia dan buku karangannya tentang perang gerilya digunakan dan panduan tentara Amerika dan Barat..atau kenapa bukan Tuanku Imam Bonjol .ini aneh bin ajaib kriteria pahlawannya dimana.
Kenapa Bukan KH. Hasyim Asyari dan KH. Ahmad Dahlan?
Tokoh Islam Idham Khalid mantan Ketua DPR/MPR mantan Ketua Umum PB NU apakah beliau pahlawan..? patut dipertanyakan kenapa bukan KH. Hasyim Asyari atau KH. Ahmad Dahlan,..? jadi menurut saya kriterianya harus jelas dan harusnya benar benar pahlawan atas kemerdekaan negeri ini.Yang membuat saya lebih bingung lagi adalah nama Herman Yohanes mantan rektor Universitas Gajahmada asal Nusa Tenggara Timur (NTT), siapa yang memberi gelar pahlawan padanya dan pahlawan apa,yang benar benar pahlawan dari NTT yang mengusir Belanda dan Portugis dari tanah NTT ke Timor Leste adalah pahlawan Ratu Loli dengan gelar Kapitan Lingga Ratu Loli (nama Ratu Loli bukan suku Ratu Loli) dari Adonara ,NTT.
Sebagai ahli perang dari NTT diminta oleh Kerajaan Buton Bau-Bau Sulawesi ,ditunjuk sebagai panglima perang Angkatan Laut mengusir Belanda di Kerajaan Lingga Kep.Riau sehingga bergelar Kapitan Lingga, jadi kenapa harus Prof. Herman Johanes….? Juga nama Husni Thamrin tokoh teater/seniman Betawi, kenapa bukan Pangeran Jayakarta.
Dan juga I Gusti Ketut Pudja dari Bali, dalam pelajaran sejarah ketika masih di bangku Sekolah Dasar maupun Sekolah Menengah Pertama saya tidak menemukan nama ini apakah dia tokoh atau pahlawan bidang apa,jadi menurut saya seharusnya orang Bali yang memiliki jasa yang telah dirasakan manfaatnya baik oleh masyarakat Indonesia maupun dunia adalah penemu Konstruksi Cakar Ayam.
Kenapa Sri Sultan Hamengkubowono IX tidak tercantum dalam uang rupiah baru, padahal tanpa Sri Sultan dan Kerajaan Mataram Yogjakarta belum tentu Indonesia merdeka.
Rahman Sabon Nama mengingatkan pada pemerintah agar jangan ada rekayasa terselubung terkait 12 wajah tokoh nasional dan pahlawan yang wajahnya terpampang pada uang rupiah baru 2016 karena rakyat tidak bodoh. (Postmetro)
0 Response to "Ada Rekayasa Terselubung! DPR Desak Pemerintah Jelaskan Desain Pecahan Uang Baru Mirip Uang China!"
Post a Comment