Loading...
Salah satu pentolan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Habib Novel Bamukmin, menegaskan, saat ini sudah banyak perwakilan dari berbagai daerah yang akan mengikuti aksi 112 yang akan digelar di Jakarta, Sabtu (11/2/2017) mendatang. Hanya saja jumlah pasti yang akan mengikuti aksi 112 belum diketahui secara pasti.
“Kegiatan 112 untuk mengawal kembali surat Al Maidah dan ulama yang dilecehkan oleh Ahok. Aksi 112 hanya longmarch untuk mengingatkan kembali Al Maidah dan ulama yang dihina, tidak ada gelar sajadah dan doa, kalau orasi sudah pasti ada,” kata Habib Novel di Jakarta, Selasa (7/2/2017).
Menurutnya, untuk kelancaran aksi 112, berbagai persiapan telah dilakukan panitia. Diantaranya mempersiapkan sound sisytem yang memiliki suara yang besar sehingga bisa didengar oleh seluruh peserta 112. Novel juga menegaskan, aksi 112 bukan untuk menggangu masa tenang Pilkada DKI Jakarta. Karena masa tenang adalah tanggal 12, 13 dan 14 Februari.
“Ini tidak mengganggu masa tenang, Kita ambil moment terakhir yakni tnggal 11 Februari yaitu hari Sabtu,” paparnya.
Dipilihnya hari Sabtu, sambung Novel, juga dilakukan agar peserta bisa lebih santai mengikuti aksi 112. Karena jika dilakukan pada hari kerja banyak diprotes seperti saat menggelar 411 dan 212. Novel mengungkapkan, walaupun digelar pada hari libur, namun ada saja pihak-pihak yang ingin menggembosi aksi 112 agar gagal.
“Penggembosan sudah pasti dilakukan. Bagaimana caranya supaya 112 gagal,” ujar Dewan Syuro DPP FPI ini.
Lebih lanjut Novel mengatakan, aksi 112 digelar karena Ahok, terdakwa penista agama masih berkeliaran dan membuat ulah kembali. Ahok berulah kembali dengan menghina Ketua Umum MUI KH Ma’ruf Amin di persidangan. Oleh karenanya tindakan Ahok telah membuat resah karena tidak juga terkena sanksi seperti perhina ulama dan agama yang lain yakni di penjara.
“Kita akan melindungi KH Ma’ruf Amin. Kita siap mendampingi teman-teman yang merasa ulamanya dihina untuk melapor ke polisi,” paparnya. (Postmetro)
“Kegiatan 112 untuk mengawal kembali surat Al Maidah dan ulama yang dilecehkan oleh Ahok. Aksi 112 hanya longmarch untuk mengingatkan kembali Al Maidah dan ulama yang dihina, tidak ada gelar sajadah dan doa, kalau orasi sudah pasti ada,” kata Habib Novel di Jakarta, Selasa (7/2/2017).
Menurutnya, untuk kelancaran aksi 112, berbagai persiapan telah dilakukan panitia. Diantaranya mempersiapkan sound sisytem yang memiliki suara yang besar sehingga bisa didengar oleh seluruh peserta 112. Novel juga menegaskan, aksi 112 bukan untuk menggangu masa tenang Pilkada DKI Jakarta. Karena masa tenang adalah tanggal 12, 13 dan 14 Februari.
 |
| Aksi 112 |
“Ini tidak mengganggu masa tenang, Kita ambil moment terakhir yakni tnggal 11 Februari yaitu hari Sabtu,” paparnya.
Dipilihnya hari Sabtu, sambung Novel, juga dilakukan agar peserta bisa lebih santai mengikuti aksi 112. Karena jika dilakukan pada hari kerja banyak diprotes seperti saat menggelar 411 dan 212. Novel mengungkapkan, walaupun digelar pada hari libur, namun ada saja pihak-pihak yang ingin menggembosi aksi 112 agar gagal.
“Penggembosan sudah pasti dilakukan. Bagaimana caranya supaya 112 gagal,” ujar Dewan Syuro DPP FPI ini.
Lebih lanjut Novel mengatakan, aksi 112 digelar karena Ahok, terdakwa penista agama masih berkeliaran dan membuat ulah kembali. Ahok berulah kembali dengan menghina Ketua Umum MUI KH Ma’ruf Amin di persidangan. Oleh karenanya tindakan Ahok telah membuat resah karena tidak juga terkena sanksi seperti perhina ulama dan agama yang lain yakni di penjara.
“Kita akan melindungi KH Ma’ruf Amin. Kita siap mendampingi teman-teman yang merasa ulamanya dihina untuk melapor ke polisi,” paparnya. (Postmetro)
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete